Bubur Ayam Pasundan BINUS - Menu Sedap untuk Sarapan


Bubur ayam merupakan makanan yang sangat cocok sebagai menu sarapan. Itulah alasan yang membuat saya nitip ke teman untuk beli bubur ayam Pasundan yang berlokasi di sekitar Universitas BINUS Anggrek ini.

Menurut pengakuan teman saya yang pernah mencobanya, bubur ayam Pasundan ini royal banget dalam taburan ayamnya. Bukan disuwir-suir, tapi daging ayamnya itu dipotong tipis sehingga bentuk dan tekstur daging ayamnya masih terlihat dengan jelas. Disamping itu, jumlah potongan dagingnya banyak sehingga dari penampilan saja bubur ayam ini sangat "seksi" dan mengenyangkan.


Lupakan tren bubur diaduk dan tidak diaduk (kebenaran yang hakiki), karena perbedatan itu tidak berlaku untuk bubur ini. Dari awal penampilannya saja, bubur ayam Pasundan ini sudah menyajikan toping yang merata. Di manapun anda nyendok buburnya, maka toping seperti ayam, kacang kedelai, bawang goreng dan kerupuknya sudah menyatu dalam satu sendokan.

Meski demikian, masih tidak masalah jika anda memutuskan untuk mengaduk bubur terlebih dahulu, karena itu tidak akan mengubah rasa bubur Pasundan ini. Menurut tukang bubur di dekat kantor saya di Kebon Jeruk juga tidak masalah mau aduk atau tidak,suka-suka saja, yang penting enak.


Ada dua tipe bubur ayam yang beredar (setidaknya saat ini itulah yang saya ketahui) yaitu bubur yang menggunakan kaldu siram dan bubur yang kaldunya itu sudah menyatu dengan bubur sejak tahap penggodokan. Nah, bubur ayam Pasundan ini merupakan tipe yang kaldunya disiram.

Terlepas dari penampilan, sensasi yang dihasilkan dari campuran rempah-rempah, bubur dan potongan ayam pada bubur ayam ini merupakan kesatuan racikan yang sangat pas. Menimbulkan rasa ingin terus menyuap setiap sendokan ke dalam mulut, dukunyah hingga halus, yang kemudian ditelan dan masuk ke dalam perut lapar anda.

Rasa dari bubur ini semakin mantap dengan dicampurkannya sambal ulek yang pedasnya menggigit dan membuat gerah. Pagi hari di ruangan yang dingin jadi hangat seketika, peluh pun pembasahi dahi dan mengalir hingga ke pipi.


Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan bubur ayam Pasundan. Rasanya enak, dan mengenyangkan. Tidak seperti bubur kebanyakan, bubur ini menghasilkan kenyang yang cukup lama,  kenyangnya awet. Next time mau titip teman lagi untuk sarapan di kantor. Walaupun toping-nya banyak, saya tidak menemukan cakwe, dan tungcai (lobak asin) dalam bubur ini. Beda resep barang kali.

Dengan rasa dan kepuasan yang dihasilkan, rasanya tidak masalah jika saya harus membayar lebih mahal untuk bubur ini, karena harga bubur ayam Pasundan ini lebih tinggi dari bubur ayam pada umumnya.

Tertarik untuk coba?

Jika anda pernah makan menu ini, apa pendapat anda?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nggak Ada Plastik Nempel atau Lengket, Inilah Cara Jenius Makan Kue Keranjang

Fish & Chips Solaria, Carrefour Lebak Bulus

Nikmatnya Nasi Goreng Kepiting Rajungan di Solaria, AEON Mall