Tori Baitang Udon di Magurame Udon, Bintaro Jaya Xchange
Lama tidak mengulas restoran dan kuliner, saya putuskan untuk mencoba Marugame Udon di Bintaro Jaya Xchange Mall (BXc) bersama kedua adik saya. Alasan kami ingin mencoba restoran ini karena saat main ke Mall taman Anggrek, nampaknya restoran cabang di sana sangat ramai.
Nah, kebetulan restoran ini juga membuka cabang di BXc, dan ketika kami datang suasananya sedang kondusif, tidak seramai di Taman Anggrek, sehingga ya sudahlah coba masuk untuk mencoba hidangan yang ditawarkan.
Bagi anda yang belum tahu apa itu udon. Udon merupakan mie asal Jepang yang diameternya sangat besar. Jika dibandingkan dengan mie instan, mungkin diameter udon bisa lebih besar lima kali lipat dari mie instan biasa. Apabila dibandingkan dengan udon di restoran lain, panjang dari udon di restoran ini jauh lebih panjang.
Sebelum masuk, di depan pintunya masuknya ada display setiap hidangan utama yang akan disuguhkan. Restoran ini memperlihatkan suasana dapurnya lho. Jadi pengunjung bisa melihat langsung proses pengolahan udon dan berbagai hidangan lainnya.
Ada dua macam hidangan di restoran ini yaitu hidangan utama dan sajian tambahan. Bedanya kalau hidangan utamanya jelas variasi sajian udon dan apabila anda ingin makan nasi, ada juga sih nasi. Tapi ya masa "Nasi lagi nasi lagi". Hidangan utama yang kami coba saat itu adalah tori baitang udon, niku udon, dan mentai kamatama udon.
Proses pembuatan makanannya cepat sekali. Udon langsung diambil oleh kokinya dengan tangan (menggunakan sarung), lalu disusun di mangkuknya, kemudian ditambah dengan kuah, bumbu dan taburan lainnya. Hanya saja, ada beberapa hidangan yang perlu ditunggu sejenak karena proses penyajiannya sedikit lebih lama.
Sedangkan sajian tambahan di sini berupa goreng-gorengan. Ada tahu, udang goreng, kroket, ubi manis, sotong dan beberapa pilihan lainnya. Saat itu kami mencoba beef croquette (kroket daging) dan skewered tofu roll (ya elah, tahu goreng tusuk) yang mana rasanya kurang istimewa.
Untuk minumnya, kami memesan ocha (teh hijau) dingin, tidak panas. Refill, jadi bisa nambah sesuka hati. Dan seperti biasa, dikarenakan menggunakan sistem refill jadi kami hanya beli satu untuk bertiga. Refill gitu lho, untuk apa beli masing-masing. Satu saja sudah cukup.
Ada beberapa tempat refill, di Magurame Udon BXc ini ada tiga tempat refill ocha yang tersebar dalam restorannya dan self-service (melayani diri sendiri) sehingga tidak perlu gengsi untuk refill berkali-kali.
Restoran Magurame Udon ini juga menyediakan stan yang berisi bumbu-bumbu tambahan seperti kecap, wijen, irisan cabai, irisan daun bawang, kremes-kremes, sumpit, sedotan dan tentu saja alas untuk membawanya.
Tidak mau rugi, maka saya dana adik menyendok kremes-kremes yang ada di stan tersebut. Sebagai tambahan di udon kami. Tidak nyambung sih nampaknya, tapi ya sudahlah, namanya juga nyoba. Siapa tau akan menambah cita rasa udon.
Setidaknya, kremes-kremes itu bisa dianggap sebagai krupuk.
Naaah, setelah semua prosesi milih hidangan dan bayar membayar sudah selesai di kasir. Maka tahap untuk menyantap hidangan yang dipesan pun dilaksanakan, Seperti biasa juga, kami saling mencoba masing-masing hidangan yang telah dipesan.
Tori Baitang Udon
Ini adalah hidangan utama yang saya pesan. Kesan saya setelah mencoba hidangan ini adalah kaldunya gurih banget, dan agak kental. Dengan sendok yang cukup tebal, sensasi saat menyeruput kaldu jadi terasa lebih nikmat.
"Sruuup, sruuup. Ahhh, sedddapp". Sama sekali saya tidak menyesal memilih hidangan ini sebagai makanan pertama yang saya coba dari restoran ini.
Seperti yang bisa anda lihat dalam foto di atas, ada tiga bakso dalam hidangan ini, dan rasanya tahu nggak seperti apa? Awalnya saya merasa sangat familier dengan rasanya, tapi tidak tahu rasa apa itu. Namun ketika adik saya coba, ia berpendapat bahwa rasanya seperti buah durian.
Ketika itu, saya pun teringat dengan rasa durian, dan memang iya, rasanya aak mirip dengan durian. Tapi agak asin dengan campuran rasa daging.
Mengenai udonnya, tekstur kenyal, licin, dan sangat mudah digigit. Walaupun diameter mie-nya terlihat besar, tapi tidak membuat mulut capek ngunyah. Teksturnya saya rasa pas. Jika dibandingkan dengan Mie Tarik Laiker, maka tekstur dari udon di Marugame Udon ini lebih baik.
Niku Udon & Mentai Kamatama Udon
Hidangan ini adalah pesanan adik saya, sehingga saya hanya mencoba sedikit. Sebelum sempat saya mengambil gambarnya, adik-adik saya sudah "membantainya" hingga tidak berbentuk, sehingga lebih baik tidak saya tampilkan di artikel ini.
Kaldu niku udon yang bercampur dengan potongan daging cincang terasa sangat gurih. Nah, mentai kamatama udon ini, udon yang hanya disuguhkan dengan telur setengah matang, tapi harganya lebih mahal dari kedua hidangan lainnya. Rasanya enak saat masih hangat, tetapi agak amis ketika sudah dingin.
Namun secara keseluruhan kedua menu tersebut juga enak.
***
Penampilan restoran ini rapi, mejanya bersih dan transparan, maksudnya pembeli bisa melihat proses pembuatan makanan yang dipesan secara langsung.
Pelayanan bagus, pelayan menjelaskan dengan baik mengenai hidangan-hidnagan yang dijual di sini. Seperti biasa juga, saya berlagak seperti orang kampungan yang baru masuk restoran pertama kali, jadi tanya ini itu, dan mereka dapat menjawab setiap pertanyaan saya dengan baik serta dengan senyuman dan nada yang sopan.
Namun, apabila dibandingkan antara rasa dengan harganya, penilaian dari restoran ini jadi biasa saja. Tapi dengan segala macam fitur dan layanan yang diberikan, saya menilai restoran ini layak untuk direkomendasikan.
Komentar
Posting Komentar